Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2010

QURBAN

QURBAN dalam termologi fikih sering disebut dengan udhhiyyah, yaitu menyembelih hewan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. mulai terbit matahari pada hari raya idul adha ( yaum an-nahr ) sampai tenggelamnya matahari di akhir hari tasyrik yaitu tanggal 11,12,13 Dzulhijjah. Berqurban sangat dianjurkan bagi orang-orang yang mampu. karena qurban memiliki status hukum sunnah muakadah, kecuali bernadzar untuk qurban maka status hukumnya menjadi WAJIB. Anjuran berqurban banyak sekali tertulis dalam hadist, diantaranya yang diriwayatkan oleh sayyidina Aisyah : bahwa tidak ada amal anak manusia pada hari nahr yang lebih dicintai Allah melebihi mengalirkan darah menyembelih qurban sebelum anjuran itu dalam Al-Qur'an, Allah SWT. juga sudah menganjurkan hamba-hambaNya untuk berqurban. pesan ini termaktub dalam Al-Qur'an sebagai berikut : Artinya : Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berqurbanlah (QS.AL KAUTSAR )

MENYAKSIKAN ALLAH: SAMPAI KEPADA MAKAM MELIHAT KENYATAAN ZAT YANG MAHA SUCI.

Melihat Allah ada dua jenis: Pertama melihat sifat keindahan Allah yang sempurna secara langsung di akhirat’ dan satu lagi melihat sifat-sifat ketuhanan yang dipancarkan ke atas cermin yang jernih kepunyaan hati yang tulen di dalam kehidupan ini. Dalam hal tersebut penyaksian kelihatan sebagai penzahiran cahaya keluar daripada keindahan Allah yang sempurna dan dilihat oleh mata hati yang hakiki. “Hati tidak menafikan apa yang dia lihat”. (Surah Najmi, ayat 11). Mengenai melihat kenyataan Allah melalui perantaraan, Nabi s.a.w bersabda, “Yang beriman adalah cermin kepada yang beriman”. Yang beriman yang pertama, cermin dalam ayat ini, adalah hati yang beriman yang suci murni, sementara yang beriman kedua adalah Yang Melihat bayangan-Nya di dalam cermin itu, Allah Yang Maha Tinggi. Sesiapa yang sampai kepada makam melihat kenyataan sifat Allah di dalam dunia ini akan melihat Zat Allah di akhirat, tanpa rupa tanpa bentuk. Kenyataan ini disahkan oleh Saidina Umar r.a dengan katanya, “Hatiku

SHALAT PERTAMA KALI DIHISAB

YANG PERTAMA KALI DIHISAB PADA HARI KIAMAT ADALAH SHALAT, YAHHHH APABILA SHALATNYA BAIK MAKA BAIKLAH SEMUANYA...... BERIKUT AKU SADURKAN DARI SEBUAH HADISUL KUDSY, SILAHKAN DISIMAK Dari Huraits bin Qabishah, ia berkata : Saya sampai di Madinah. Ia berkata : "Wahai Allah mudahkanlah bagiku (mendapat) teman duduk yang baik. Lalu saya duduk kepada Abu Hurairah ra. Ia berkata : Saya berkata : "Saya berdo'a kepada Tuhan (Allah) Yang Maha Mulia dan Maha Besar -untuk memudahkan bagiku teman duduk yang baik, maka sampaikanlah kepadaKu hadits yang kamu dengar dari Rasulullah saw.- Semoga Allah memberi manfaat kepadaku dengan itu". Ia berkata : Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda : "Sesungguhnya sesuatu yang paling dulu dihisab pada hamba adalah shalatnya. Jika shalat itu baik maka ia telah menang dan sukses. Jika shalatnya rusak maka ia telah merugi". Hammam berkata : Saya tidak tahu, ini dari perkataan Qatadah atau riwavat. Jika dari fardhunya ada kekurangan-ke

RDR, KI SANCANG UNGU, KI WONG ALUS

Salam salam salam selamat...... dalam relung hati bergetar dahsyat mendengar berbagai macam kedahsyatan RDR, wau RDR dalam khasanah ilmu hikmah sangatlah terkenal merupakan tataran ilmu tingkat tinggi.. tercerita dalam sebuah waktu yang menumbuhkan berbagai kedewasaan dalam diriku mencoba melamar dan memantaskan diri untuk mendapatkan RDR, walau emang sedikit sekali harapan untuk pantas mengamalkan RDR itu, tapi aku teringat dengan sebuah nasehat dari seorang MOTIVATOR kondang PAK MARIO TEGUH "hanya orang yang memantaskan dirinya saja yang akan dapat apa yang pantas bagi dirinya" dengan berbekal itu akupun beranikan diri melamar / memantaskan diri untuk bisa mendapatkan ASMA RADJEH DI RADJEH, dengan mengirim email data lengkapku kepada Beliau-beliau sang sesepuhku. penantian untuk mendapatkan confirmasi mengenai password RDR yang memang terproteksi sudah tidak aku fikirkan lagi, karena aku ingat aku bukanlah orang yang pantas walaupun dalam hati kecil tetap berusaha untuk mem

ALLAH MENGGENGGAM BUMI .... KEMUDIAN BERFIRMAN : "AKULAH RAJA".

Ya Allah Ampunilah hamba yang sombong ini, hamba sadari hamba ini kosong tanpa adanya iman didada kami,..... Ya Allah Bimbing hambaMu untuk menujuMU...... Dari Abu Hurairah ra., ia berkata : "Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda : Allah menggenggam bumi dan rnelipat langit dengan tangan kanan-Nya, kemudian bertirman : "Akulah Raja, dimanakah raja-raja bumi ?" (Hadits ditakhrij oleh Rukhari). Dari Abdullah bin Umar ra. Sesungguhnya Allah menggenggam bumi atau bumi-bumi dan langit-langit dengan tangan kanan-Nya, kemudian Dia berfirman : "Aku Raja". (Hadits ditakhrij oleh Bukhari). Dari Abdullah ra. dia berkata : "Datanglah salah seorang pendeta kepada Rasulullah saw. pendeta itu berkata : "Wahai Muhammad, sesungguhnya kami dapati bahwa Allah menjadikan langit atas satu jari dan bumi-bumi atas satu jari, pohon atas satu jari dan semua makhluk atas satu jari, dan Allah berfirman : "Akulah Raja". Nabi saw tertawa sehingga tampak gigi taring be